Jumat, 06 Agustus 2010

ABDULLAH AZZAM INSPIRATOR PARA MUJAHID


“Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah para syuhada, dengan kisah para syuhada dan dengan teladan para syuhada” (Syekh Abdullah Azzam)

Abdullah Azzam dilahirkan di sebuah kampung Uatara Palestina yang dikenal sebagai selat Al-Harithia
di daerah Jenin pada tahun 1360 H yang bertepatan dengan tahun 1941 M. Bapaknya bernama Al Haj Yusuf Mustaffa Azzam. Ibunya bernama Zakiyah Shalih Husain Al Ahmad. Abdullah Azzam terlahir dari latar belakang keluarga yang baik. Begitu pula dengan agamanya. Keluarganya sangat gembira atas kelahiranya, Abdullah Yusuf Azzam.

Pendidikannya
Syaikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan keungguhanya sejak kecil. Ia memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya. Kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar Diploma. Meskipun ia termuda di antara teman-temanya, namun ia yang paling pandai dan paling pintar. Setelah menamatkan pendidikanya di Khadorri, Abdullah Azzam bekerja sebagai guru di desa Adder, Yordania selatan. Kemudian ia kembali menuntut ilmu di fakultas Syariah Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A(sarjana muda) di bidang syariah pada tahun 1966.
Ketika tentara yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Syekh Abdullah Azzam memutuskan untuk pidah ke Yordania. Ia tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah oendudukan Yahudi. Melihat bagaimana Tank-tank Izrael maju memasuki tepi barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti menimbulkan perasaan bersalah dalam dirinya sehingga semakin mantap untuk hijrah. Pada akhir dekade 1960an, dari Yordania beliau bergabung dalam Jihad menentang pendudukan Izrael atas Palestina.
Tidak lama kemudian beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universita Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971 beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Pokok-pokok Hukum Islam (Ushul Fiqh) Tahun 1973. Selama di Mesir inilah beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966).
Syekh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat didalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan Palestina. Syekh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk sholat berjamaah bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha untuk mendorong mereka untuk menerapkan Islam sepenuhnya.

Hijrah ke Arab Saudi
Suatu hari Syekh Abdullah Azzam bertanya pada seorang mujahid, “Agama apa yang ada dibelakang revolusi Palestina?” Mujahid itu menjawab dengan jelas dan gamblang:”Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun”. Habislah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan Palestina, pindah ke Arab Saudi dan mengajar di berbagai Univerasitas disana. Saat ia menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir umat ini bisa menggapai kemenangan, maka Jihad dan senjata menjadi kesibukan untuk mengisi waktu luangnya.

Hijrah ke Pakistan
Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan Ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijelaskan kepadanya, ia merasa inilah jalan yang sejak lama ia cari. Ia segera melepaskan jabatanya sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah Saudi Arabia,dan berangkat menuju Islamabat Pakistan.

Saat-saat pertama berada di Pakistan, beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di Internasional Islamic University di Islamabad. Namun ini tidak berlangsung lama, karena beliau memutuskan untuk meninggalkan Universitas tersebut agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya bagi jihad di Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980an, Syekh Abdullah Azzam langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan kecintaan yang tak terlukiskan untuk berjuang di jalan Allah SWT, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda: ”Berdiri satu jam dalam pertempuran di jalan Allah SWT lebih baik daripada berdiri menunaikan sholat selama 60 tahun.”(Al Hadist).
Terinspirasi oleh Hadist ini Syekh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar.

Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Laden yang juga teman dekatnya, Syekh Abdullah Azzam mendirikan Baitul Anshor (Mujahideen Service Bureu / kantor pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan para Mujahid dengan cara mengadakan dan memanage berbagai proyek yang menunjang Jihad.
Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalm Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.

Berjihad ke Afghanistan
Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Syekh Abdullah Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Syekh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap kesatria dalam perjuangan yang poenuh dengan pengorbanan. Di Afghanistan beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Syekh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Din Islam. Di Peshawar, Setelah kembali dari berkeliling, Syekh Abdullah Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau elalu berdoa agar para komanda Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.
Kehidupan Syekh Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan. Beliau sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainya. Beliau sangat besar pengaruhnya dalm Jihad ini. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya kalangan umat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan pada kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan tanah Muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Joint the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afgan, Defence of the Muslim Land and Lovers of the Paradise Maidens.

Beliau turun langsung ke medan Jihad Afghanistan, meskipun usia beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan , dari timur ke barat, menembus salju, mendaki gunung, di bawah panas terik matahari dan dingin membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak pemuda yang bersama beliau kelelahan, namun Syekh Abdullah Azzam tidak. Beliau mengubah pandangan umat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh umat Islam di dunia. Hail dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi Universal dimana umat Islam dari seluruh penjuru dunia turut serta. Para pejuang muslim dari seluruh penjur dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.
Kehidupan Syekh Abdullah Azzam hanya berkisar pada satu tujuan, yaitu menegakkan hukum Allah SWT di muka bumi ini. Dalam rangka melaksanakan tugas suci tersebut Syekh Abdullah Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata unutk menegakkan Islam). Baliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.
Beliau menolak jabatan di beberapa Universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuanya yang terakhir adalah membebaskan tanah suci Palestina. Dalam hal ini beliau menyatakan, “Saya tidak akan meninggalkan tanah Jihad kecuali karena 3 hal. Pertama saya terbunuh di Afghanistan, Kedua saya terbunuh di Pakistan, Ketiga saya diborgol dan diusir dari Pakistan.”
Jihad Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan Jihad di jaman modern. Dengan turun langsung dalam Jihad ini dan mempromosikanya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat umat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambuit panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan Jihad.
Beliau pernah berkata, “Saya merasa seolah olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Ia tahun lainya tidak berarti sama sekali.” Dari atas mimbar Syekh Abdullah Azzam berulang kali menekankan keyakinanya, “Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah, Jihad akan terus berlangsung sampai kalimat Allah SWT ditinggikan. Jihad ampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali tanah kita yang dirampas. Jihad adalah jalan untuk mencapai kejayaan abadi.”

Hal-hal yang menonjol dari Syekh Abdullah Azzam
Syekh Abdullah Azzam adalah seorang teladan. Senantiasa berperilaku Islami, gemar beramal sholeh. Mempunyai ketakwaan yang tinggi. Hidupnya sederhana. Beliau senantiasa menjalin Silaturahmi.

Mendengarkan pendapat para pemuda. Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau senantiasa sehari puasa sehari tidak dan juga selalu mangajak yang lain untuk berpuasa senin kamis. Syekh Abdullah Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus, dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.

Kelurusan Akidahnya
Akidah beliau adalah aqidah Ahlu sunnah wal jamaah. Beliau beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab dan Rasul Nya, dan beriman kepada kebangkitan setelah mati dan beriman kepada Qadar yang baik dan buruk. Beliau memahami iman sebagaimana pemahaman Ahlu sunnah, yaitu I'tiqad (pengakuan) di dalam hati, yang diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal (perbuatan) anggota badan. Iman ditambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Adapun akidah beliau berkenaan pelaku dosa besar adalah pertengahan antara pendapat Murji'ah dan Haruriyyah (Khawarij) dan Mu'tazilah. Beliau tidak sependapat dengan Khawarij yang mengatakan bahwa pelaku perbuatan dosa besar adalah kafir. Jadi beliau bersih dari tuduhan Khawarij yang dialamatkan kepadanya. Beliau juga tidak sependapat dengan Murji'ah bahwa maksiat itu tidak membahayakan kewujudan iman, dan beliau tidak sependapat dengan Mu'tazilah yang mengatakan bahwa pelaku perbuatan dosa besar berada di satu tempat antara dua tempat, yakni bukan di surga dan bukan pula di neraka. Menurut beliau pelaku dosa besar jika ia mati, maka urusan sepenuhnya di tangan Allah, jika dikehendaki Allah mengampuninya atau menyiksanya.

Kesyahidannya
Selama Jihad Afghanistan berlangsung, beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad. Tentu saja kebanggaan beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa beliau. Pada November 1989 sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana beliau selalu menyampaikan khutbah Jum'at. Demikian besarnya jumlah bahan peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah SWT memberikan perlindunganNya dan bom tersebut tidak meledak. Musuh-musuh pun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilannya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian itu.
Musuh-musuh Allah SWT meletakkan tiga bom di jalan sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Syekh Abdullah Azzam pada waktu menunaikan sholat Jum'at. Pada hari Jum'at itu Syekh Abdullah Azzam bersama dengan kedua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak syuhada' Syekh Tamim Adnani (salah seorang pahlawan Jihad Afghanistan lainya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti dimana bom yang pertama berada, dan Syekh Abdullah Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mnengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota. Orang-orang berhamburan keluar dari masjid dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh eratus meter, demikian pula kedua anak lainya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh As-Syahid Syekh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut beliau. Seperti itulah Allah SWT berkehendak agar Syekh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini dalam keadaan syahid menuju haribaanNya. Syekh Abdullah Azzam wafat pada hari Jum'at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.

Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Syekh Abdullah Azzam di dunia yang telah beliau lalui dengan baik dalam perjuangan. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di taman surga. Dengan cara seperti inilah pahlawan besar dan Penggerak Kebangkita Islam meninggalkan medan Jihad dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di makam para syuhada' Pabi di Peshawar Pakistan, dimana beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan syuhada' lainya.
Semoga Allah SWT menerima beliau sebagai syuhada' dan menganugerahinya tempat tertinggi di surga (Amin). Pertempuran yang telah beliau lalui dan telah beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahidin yang berjuang di jalan Allah SWT yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran, dan karya-karyanya. (Dikutip dari An-Najah)

Kamis, 05 Agustus 2010

Shalahuddin Al Ayyubi


Salahudin Al-Ayubi atau nama sebenarnya Sholahuddin Yusuf bin Ayyub, Atau Saladin –menurut panggilan orang Barat– lahir pada tahun 1137M, di kota Tikrit, berhampiran dengan Sungai Tigris, kira-kira 140 km dari kota Baghdad.

Beliau dari suku bangsa Kurdish dan semasa dilahirkan keluarganya dihalau dari Tikrit oleh pemerintah Baghdad kerana dituduh penghianat. Dalam perjalanan ke Alleppo Salahudin dilahirkan sehingga ayahnya berkata Anakku ini dilahirkan ketika aku dalam kesusahan. Aku bimbang kelahirannya membawa sial. Tidak siapa menyangka bayi itu menjadi pahlawan terbilang.


Semasa kecilnya Salahuddin Al Ayubi mendapat pendidikan ilmu ketenteraan daripada bapa saudaranya Asaddin Shirkuh atau Assaddudin Shirkuwah seorang panglima perang.


Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak Kurdish biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada seorangpun yang menyangka suatu hari nanti dia akan merampas kembali bumi Palestin dari tentera Salib. Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya ke arah itu.


Kerjayanya bermula sebagai tentera berkuda Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, kemudian dia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh kerajaan Fatimiyah yang berfahaman Syiah. Pada mulanya Salahudin berasa berat hati hendak berangkat ke Mesir kerana lebih sayangkan Aleppo. Sesungguhnya Allah perancang yang Maha Bijaksana seperti yang termaktub dalam Al Quran; Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu (Al-Baqarah:216).

Apabila Salahudin sampai di Mesir keadaan tiba-tiba berubah. Dia yakin Allah telah memberi tanggung jawab kepadanya untuk membebaskan Baitul Muqaddis dari penaklukan Kristian. Dia menjadi seorang yang zuhud dan tidak tergoda dengan kesenangan dunia.


Stanley Lane Poole mencatatkan bahawa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Dia bertambah warak dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Dia mengenepikan corak hidup senang dan memilih corak hidup sederhana yang menjadi contoh kepada tenteranya. Dia menumpukan seluruh tenaganya untuk membina kekuatan Islam bagi menawan semula Jerusalem. Salahuddin pernah berkata, Ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin DIA juga bermaksud Palestin untukku. Ini menyebabkan DIA memenangkan perjuangan Islam.


Sehubungan dengan itu Salahudin telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad. Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Bahauddin, jurutulis Sultan Salahudin mencatatkan, semangat Salahuddin sentiasa berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya.Dia sentiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad dia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini dia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya. Apabila dia telah memulakan jihad melawan tentera salib dia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.


Dalam medan peperangan dia bagaikan seorang ibu yang kehilangan anak. Dia akan bergerak dari satu penjuru ke penjuru yang lain dalam usaha menaikkan semangat tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah. Dia sanggup pergi ke pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak umat Islam supaya bangkit membela Islam. Ketika perang berlansung dia lebih suka berpuasa. Semasa mengepung Acre dia demam namun tetap berpuasa. Doktor peribadinya berkata bahawa Salahuddin hanya berbuka dengan beberapa suap makanan sahaja kerena tidak mahu perhatiannya kepada peperangan terganggu.


Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahawa Salahuddin sangat-sangat berhajat untuk menawan baitul Muqaddis Hajatnya tercapai pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, iaitu pada hari Israk Mikraj, Salahuddin telah memasuki Masjidil al Aqsa.


Dalam catatan Bahauddin menyatakan inilah hari kemenangan atas kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, peniaga dan orang-orang biasa datang merayakan kemenangan ini. Kemudiannya ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar-pembesar datang. Laungan Allahhu Akbar dan Tiada tuhan melainkan Allah telah bergema ke angkasa.


Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman tentera Salib. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam. Dia telah menuliskan yang Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah.Tenteranya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristian diperlakukan tidak baik.



Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentera Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu 'tersumbat' dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat dari atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan.


Maka sangat bernasip baik orang-orang Kristian apabila mereka dilayan dengan baik oleh Salahuddin. Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem sahaja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.


Lane-Poole juga menuliskan dalam setiap peperangan Salahuddin sentiasa berbincang dalam majlis yang membuat keputusan-keputusan ketenteraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama sahaja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setiausaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Salahuddin.


Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Dia sentiasa melakukan sembahyang berjemaah. Bahkan ketika sakitnya pun dia memaksa dirinya berdiri di belakang imam. Dia sentiasa mengerjakan sembahyang Tahajjud. Bahauddin melihatnya sentiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga hari terakhir di mana ia telah tersangat lemah dan selalu pingsan.


Dia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Tetapi dia tidak pernah membayar zakat harta kerana tidak mempunyai harta yang cukup nisab. Dia sangat murah hati dan akan menyedekahkah apa yang ada padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggakan ketika wafatnya dia tidak meninggalkan harta. Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, Aku tak tahu bila ajal akan menemuiku. Maka segera ia membayar fidyah.


Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi dia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kemangkatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi-jadi tetapi ditakdirkan tidak kesampaian. Dia sangat gemar mendengar bacaan Quran. Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendegar bacaan Quran para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzuk semalam. Dia mendengar dengan sepenuh hati sehingga air matanya membasahi dagunya.


Dia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Dia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, dia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang dia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang.


Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dia biasa meletakkan segala harapan nya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika dia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak dia enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahaauddin mencatatkan, Hanya aku dan Salahuddin sahaja pada masa itu. Dia menghabis kan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencecah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang didoakannya tetapi aku melihat tanda-tanda doanya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya tentera salib membuka khemah-khemah mereka dan berangkat.


Salahuddin tidak pernah gentar dengan ramainya tentera Salib yang datang untuk menentangnya. Dalam satu peperangan tentera Salib berjumlah sehingga 600,000 orang, tetapi Salahuddin menghadapinya dengan tentera yang jauh lebih sedikit. Berkat pertolongan Allah mereka menang, membunuh ramai musuh dan membawa ramai tawanan. Ketika mengepung Acre, pada satu petang lebih dari 70 kapal tentera musuh beserta senjata berat mendarat. Boleh dikatakan semua orang merasa gentar kecuali Salahuddin. Dalam satu peperangan yang sengit semasa kepungan ini, serangan mendadak besar-besaran dari musuh telah menyebabkan tentera Islam kalang kabut. Tentera musuh telah merempuh khemah-khemat tentera Islam bahkan telah sampai ke khemah Salahuddin dan mencabut benderanya. Tetapi Salahuddin bertahan dengan teguhnya dan berjaya mengatur tenteranya kembali sehingga dia berjaya membalikkan kekalahan menjadi kemenangan.


Musuh telah kalah teruk dan berundur meninggalkan lebih kurang 7,000 mayat-mayat. Bahauddin ada mencatatkan betapa besarnya cita-cita Salahuddin. Suatu hari Salahuddin pernah berkata kepadanya, Aku hendak beri tahu padamu apa yang ada dalam hatiku. Apabila Allah mentakdirkan seluruh tanah suci ini di bawah kekuasaanku, aku akan serahkan tanah-tanah kekuasaanku ini kepada anak-anakku, kuberikan arahan-arahanku yang terakhir lalu ku ucapkan selamat tinggal. Aku akan belayar untuk menaklukkan pulau-pulau dan tanah-tanah yang lain. Aku tak akan meletakkan senjata ku selagi masih ada orang-orang kafir di atas muka bumi ini sehingga ajalku sampai.


Salahuddin memiliki asas pengetahuan agama yang kukuh. Dia juga mengetahui setiap suku-suku kaum Arab dan adat-adat resam mereka. Bahkan dia mengetahui sifat-sifat kuda Arab walaupun dia sebenarnya orang Kurdish. Dia sangat gemar mengumpulkan pengetahuan dan maklumat dari kawan-kawannya dan utusan-utusannya yang sentiasa berjalan dari satu penjuru ke satu penjuru negerinya. Di samping Quran dia juga banyak menghafal syair-syair Arab. Lane-Poole juga ada menuliskan bahawa Salahuddin berpengetahuan yang dalam dan gemar untuk mendalami lagi bidang-bidang akidah, ilmu hadis serta sanad-sanad dan perawi-perawinya, syariah dan usul figh dan juga tafsir Quran.


Kejayaan terbesar Sultan Salahudin Al Ayubi ialah mengalahkan tentera Salib pada tahun 1171. Baginda memerintah selama 22 tahun telah membina kubu pertahanan dikenali sebagai al-Qalaah (Citadel) yang mana melindungi kota Kaherah dan kota lama al-Fustat dari serangan musuh. Selepas beliau meninggal pada tahun 1193 di Damsyik, Syria, pewaris-pewarisnya telah memerintah Mesir sehingga tahun 1250.


Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai seorang yang memilliki kelebihan daripada orang lain kerana menunjukkan akhlak yang mulia. Menurutnya pada hari tentera salib menakluk Jerusalem pada tahun 1099, mereka telah menyembelih orang-orang Islam termasuk wanita dan kanak-kanak, bermula dari pagi hinggalah ke tengah malam. Pada keesokan harinya mayat-mayat orang Islam bertimbun setinggi paras lutut di sepanjang jalan di Jerusalem.


Tetapi apabila Sultan Salahudin al-Ayubi menakluk kembali Jerusalem pada 1187, tentera Islam tidak membunuh seorang pun penduduk Jerusalem , malah pada keesokan harinya Salehudin telah membenarkan penganut semua agama (tidak kira sama ada Islam atau Kristian atau Yahudi) untuk bersembahyang di tempat-tempat suci masing-masing di bandar tersebut.


Satu lagi kebaikan yang ditunjukan oleh Sultan Salahudin ialah kepada musuhnya Raja Richard Berhati Singa yang datang dari England. Ketika peperangan sedang berlansung, Raja Richard jatuh sakit lalu Sultan Saladin mengirimnya buah-buahan segar, air sejuk dan seorang dokter. Kerana terharu dengan kebaikan Sultan Salahudin maka akhirnya ditandatangani perjanjian damai pada 1 September 1192 sehingga orang-orang Eropah berasa takjub bagaimana agama Islam boleh melahirkan seorang pahlawan yang baik seperti Salahudin Al Ayubi.


Sebelum meninggal dunia Sultan Salahudin Al Ayubi berpesan kepada anak-anaknya; "Jangan kamu menumpahkan darah, kerana apabila darah telah terpercik tidak ada yang tertidur."


Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin.


Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas jatuh sakit, dia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Jaafar seorang yang warak telah diminta menemani Salahuddin di Istana supaya membaca al Quran. Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Quran. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan.


Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan denga nada yang gembira ia berkata, Memang benar tidak ada Tuhan selain Allah. Selepas dia mengucapkan kata-kata itu dia menghembuskan nafasnya yang terakhir sebelum subuh, 27 Safar.


Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali 1 dinar 47 dirham. Harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk belanja pengkebumiannya. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.

sumber : Klik

Mengenal Ibnu Taimiyyah, Dai dan Mujahid Besar!


Beliau adalah imam, Qudwah, `Alim, Zahid dan Da`i ila Allah, baik dengan kata, tindakan, kesabaran maupun jihadnya; Syaikhul Islam, Mufti Anam, pembela dinullah daan penghidup sunah Rasul shalallahu`alaihi wa sallam yang telah dimatikan oleh banyak orang, Ahmad bin Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidhir bin Muhammad bin Taimiyah An-Numairy Al-Harrany Ad-Dimasyqy.

Lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiu`ul Awal tahun 661H.

Beliau berhijrah ke Damasyq (Damsyik) bersama orang tua dan keluarganya ketika umurnya masih kecil, disebabkan serbuan tentara Tartar atas negerinyaa. Mereka menempuh perjalanan hijrah pada malam hari dengan menyeret sebuah gerobak besar yang dipenuhi dengan kitab-kitab ilmu, bukan barang-barang perhiasan atau harta benda, tanpa ada seekor binatang tunggangan-pun pada mereka.

Suatu saat gerobak mereka mengalami kerusakan di tengah jalan, hingga hampir saja pasukan musuh memergokinya. Dalam keadaan seperti ini, mereka ber-istighatsah (mengadukan permasalahan) kepada Allah Ta`ala. Akhirnya mereka bersama kitab-kitabnya dapat selamat.


PERTUMBUHAN DAN GHIRAHNYA KEPADA ILMU

Semenjak kecil sudah nampak tanda-tanda kecerdasan pada diri beliau. Begitu tiba di Damsyik beliau segera menghafalkan Al-Qur`an dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, huffazh dan ahli-ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut tercengang.

Ketika umur beliau belum mencapai belasan tahun, beliau sudah menguasai ilmu Ushuluddin dan sudah mengalami bidang-bidang tafsir, hadits dan bahasa Arab.

Pada unsur-unsur itu, beliau telah mengkaji musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali, kemudian kitabu-Sittah dan Mu`jam At-Thabarani Al-Kabir.

Suatu kali, ketika beliau masih kanak-kanak pernah ada seorang ulama besar dari Halab (suatu kota lain di Syria sekarang, pen.) yang sengaja datang ke Damasyiq, khusus untuk melihat si bocah bernama Ibnu Taimiyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyah mampu menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa sanad, beliaupun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya. Hingga ulama tersebut berkata: Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai kedudukan besar, sebab belum pernah ada seorang bocah seperti dia.

Sejak kecil beliau hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama, mempunyai kesempatan untuk mereguk sepuas-puasnya taman bacaan berupa kitab-kitab yang bermanfaat. Beliau infakkan seluruh waktunya untuk belajar dan belajar, menggali ilmu terutama kitabullah dan sunah Rasul-Nya shallallahu`alaihi wa sallam.

Lebih dari semua itu, beliau adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Beliau pernah berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi cita-citaku.

Begitulah seterusnya Ibnu Taimiyah, selalu sungguh-sungguh dan tiada putus-putusnya mencari ilmu, sekalipun beliau sudah menjadi tokoh fuqaha` dan ilmu serta dinnya telah mencapai tataran tertinggi.


PUJIAN ULAMA

Al-Allamah As-Syaikh Al-Karamy Al-Hambali dalam Kitabnya Al-Kawakib AD-Darary yang disusun kasus mengenai manaqib (pujian terhadap jasa-jasa) Ibnu Taimiyah, berkata: Banyak sekali imam-imam Islam yang memberikan pujian kepada (Ibnu Taimiyah) ini. Diantaranya: Al-Hafizh Al-Mizzy, Ibnu Daqiq Al-Ied, Abu Hayyan An-Nahwy, Al-Hafizh Ibnu Sayyid An-Nas, Al-Hafizh Az-Zamlakany, Al-Hafidh Adz-Dzahabi dan para imam ulama lain.

Al-Hafizh Al-Mizzy mengatakan: Aku belum pernah melihat orang seperti Ibnu Taimiyah.. dan belum pernah kulihat ada orang yang lebih berilmu terhadap kitabullah dan sunnah Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam serta lebih ittiba` dibandingkan beliau.

Al-Qadhi Abu Al-Fath bin Daqiq Al-Ied mengatakan: Setelah aku berkumpul dengannya, kulihat beliau adalah seseorang yang semua ilmu ada di depan matanya, kapan saja beliau menginginkannya, beliau tinggal mengambilnya, terserah beliau. Dan aku pernah berkata kepadanya: Aku tidak pernah menyangka akan tercipta manasia seperti anda.

Al-Qadli Ibnu Al-Hariry mengatakan: Kalau Ibnu Taimiyah bukah Syaikhul Islam, lalu siapa dia ini ?

Syaikh Ahli nahwu, Abu Hayyan An-Nahwi, setelah beliau berkumpul dengan Ibnu Taimiyah berkata: Belum pernah sepasang mataku melihat orang seperti dia ….. Kemudian melalui bait-bait syairnya, beliau banyak memberikan pujian kepadanya.

Penguasaan Ibnu Taimiyah dalam beberapa ilmu sangat sempurna, yakni dalam tafsir, aqidah, hadits, fiqh, bahasa arab dan berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam lainnya, hingga beliau melampaui kemampuan para ulama zamannya. Al-`Allamah Kamaluddin bin Az-Zamlakany (wafat th. 727 H) pernah berkata: Apakah ia ditanya tentang suatu bidang ilmu, maka siapa pun yang mendengar atau melihat (jawabannya) akan menyangka bahwa dia seolah-olah hanya membidangi ilmu itu, orang pun akan yakin bahwa tidak ada seorangpun yang bisa menandinginya. Para Fuqaha dari berbagai kalangan, jika duduk bersamanya pasti mereka akan mengambil pelajaran bermanfaat bagi kelengkapan madzhab-madzhab mereka yang sebelumnya belum pernah diketahui. Belum pernah terjadi, ia bisa dipatahkan hujahnya. Beliau tidak pernah berkata tentang suatu cabang ilmu, baik ilmu syariat atau ilmu lain, melainkan dari masing-masing ahli ilmu itu pasti terhenyak. Beliau mempunyai goresan tinta indah, ungkapan-ungkapan, susunan, pembagian kata dan penjelasannya sangat bagus dalam penyusunan buku-buku.

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah (wafat th. 748 H) juga berkata: Dia adalah lambang kecerdasan dan kecepatan memahami, paling hebat pemahamannya terhadap Al-Kitab was-Sunnah serta perbedaan pendapat, dan lautan dalil naqli. Pada zamannya, beliau adalah satu-satunya baik dalam hal ilmu, zuhud, keberanian, kemurahan, amar ma`ruf, nahi mungkar, dan banyaknya buku-buku yang disusun dan amat menguasai hadits dan fiqh.

Pada umurnya yang ke tujuh belas beliau sudah siap mengajar dan berfatwa, amat menonjol dalam bidang tafsir, ilmu ushul dan semua ilmu-ilmu lain, baik pokok-pokoknya maupun cabang-cabangnya, detailnya dan ketelitiannya. Pada sisi lain Adz-Dzahabi mengatakan: Dia mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai rijal (mata rantai sanad), Al-Jarhu wat Ta`dil, Thabaqah-Thabaqah sanad, pengetahuan ilmu-ilmu hadits antara shahih dan dhaif, hafal matan-matan hadits yang menyendiri padanya .. Maka tidak seorangpun pada waktu itu yang bisa menyamai atau mendekati tingkatannya .. Adz-Dzahabi berkata lagi, bahwa: Setiap hadits yang tidak diketahui oleh Ibnu Taimiyah, maka itu bukanlah hadist.

Demikian antara lain beberapa pujian ulama terhadap beliau.


DA`I, MUJAHID, PEMBASMI BID`AH DAN PEMUSNAH MUSUH

Sejarah telah mencatat bahwa bukan saja Ibnu Taimiyah sebagai da`i yang tabah, liat, wara`, zuhud dan ahli ibadah, tetapi beliau juga seorang pemberani yang ahli berkuda. Beliau adalah pembela tiap jengkal tanah umat Islam dari kedzaliman musuh dengan pedannya, seperti halnya beliau adalah pembela aqidah umat dengan lidah dan penanya.

Dengan berani Ibnu Taimiyah berteriak memberikan komando kepada umat Islam untuk bangkit melawan serbuan tentara Tartar ketika menyerang Syam dan sekitarnya. Beliau sendiri bergabung dengan mereka dalam kancah pertempuran. Sampai ada salah seorang amir yang mempunyai diin yang baik dan benar, memberikan kesaksiannya: tiba-tiba (ditengah kancah pertempuran) terlihat dia bersama saudaranya berteriak keras memberikan komando untuk menyerbu dan memberikan peringatan keras supaya tidak lari. Akhirnya dengan izin Allah Ta`ala, pasukan Tartar berhasil dihancurkan, maka selamatlah negeri Syam, Palestina, Mesir dan Hijaz.

Tetapi karena ketegaran, keberanian dan kelantangan beliau dalam mengajak kepada al-haq, akhirnya justru membakar kedengkian serta kebencian para penguasa, para ulama dan orang-orang yang tidak senang kepada beliau. Kaum munafiqun dan kaum lacut kemudian meniupkan racun-racun fitnah hingga karenanya beliau harus mengalami berbagai tekanan di pejara, dibuang, diasingkan dan disiksa.


KEHIDUPAN PENJARA

Hembusan-hembusan fitnah yang ditiupkan kaum munafiqin serta antek-anteknya yang mengakibatkan beliau mengalami tekanan berat dalam berbagai penjara, justru dihadapi dengan tabah, tenang dan gembira. Terakhir beliau harus masuk ke penjara Qal`ah di Dimasyq. Dan beliau berkata: Sesungguhnya aku menunggu saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar.

Dalam syairnya yang terkenal beliau juga berkata:

Apakah yang diperbuat musuh padaku !!!!

Aku, taman dan dikebunku ada dalam dadaku

Kemanapun ku pergi, ia selalu bersamaku

dan tiada pernah tinggalkan aku.

Aku, terpenjaraku adalah khalwat

Kematianku adalah mati syahid

Terusirku dari negeriku adalah rekreasi.


Beliau pernah berkata dalam penjara:

Orang dipenjara ialah orang yang terpenjara hatinya dari Rabbnya, orang yang tertawan ialah orang yang ditawan orang oleh hawa nafsunya.

Ternyata penjara baginya tidak menghalangi kejernihan fitrah islahiyah-nya, tidak menghalanginya untuk berdakwah dan menulis buku-buku tentang aqidah, tafsir dan kitab-kitab bantahan terhadap ahli-ahli bid`ah.

Pengagum-pengagum beliau diluar penjara semakin banyak. Sementara di dalam penjara, banyak penghuninya yang menjadi murid beliau, diajarkannya oleh beliau agar mereka iltizam kepada syari`at Allah, selalu beristighfar, tasbih, berdoa dan melakukan amalan-amalan shahih. Sehingga suasana penjara menjadi ramai dengan suasana beribadah kepada Allah. Bahkan dikisahkan banyak penghuni penjara yang sudah mendapat hak bebas, ingin tetap tinggal di penjara bersamanya. Akhirnya penjara menjadi penuh dengan orang-orang yang mengaji.

Tetapi kenyataan ini menjadikan musuh-musuh beliau dari kalangan munafiqin serta ahlul bid`ah semakin dengki dan marah. Maka mereka terus berupaya agar penguasa memindahkan beliau dari satu penjara ke penjara yang lain. Tetapi inipun menjadikan beliau semakin terkenal. Pada akhirnya mereka menuntut kepada pemerintah agar beliau dibunuh, tetapi pemerintah tidak mendengar tuntutan mereka. Pemerintah hanya mengeluarkan surat keputusan untuk merampas semua peralatan tulis, tinta dan kertas-kertas dari tangan Ibnu Taimiyah.

Namun beliau tetap berusaha menulis di tempat-tempat yang memungkinkan dengan arang. Beliau tulis surat-surat dan buku-buku dengan arang kepada sahabat dan murid-muridnya. Semua itu menunjukkan betapa hebatnya tantangan yang dihadapi, sampai kebebasan berfikir dan menulis pun dibatasi. Ini sekaligus menunjukkan betapa sabar dan tabahnya beliau. Semoga Allah merahmati, meridhai dan memasukkan Ibnu Taimiyah dan kita sekalian ke dalam surganya.


WAFATNYA

Beliau wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang muridnya yang menonjol, Al-`Allamah Ibnul Qayyim Rahimahullah.

Beliau berada di penjara ini selama dua tahun tiga bulan dan beberapa hari, mengalami sakit dua puluh hari lebih. Selama dalam penjara beliau selalu beribadah, berdzikir, tahajjud dan membaca Al-Qur`an. Dikisahkan, dalam tiap harinya ia baca tiga juz. Selama itu pula beliau sempat menghatamkan Al-Qur`an delapan puluh atau delapan puluh satu kali.

Perlu dicatat bahwa selama beliau dalam penjara, tidak pernah mau menerima pemberian apa pun dari penguasa.

Jenazah beliau dishalatkan di masjid Jami`Bani Umayah sesudah shalat Zhuhur. Semua penduduk Dimasyq (yang mampu) hadir untuk menshalatkan jenazahnya, termasuk para Umara`, Ulama, tentara dan sebagainya, hingga kota Dimasyq menjadi libur total hari itu. Bahkan semua penduduk Dimasyq (Damaskus) tua, muda, laki, perempuan, anak-anak keluar untuk menghormati kepergian beliau.

Seorang saksi mata pernah berkata: Menurut yang aku ketahui tidak ada seorang pun yang ketinggalan, kecuali tiga orang musuh utamanya. Ketiga orang ini pergi menyembunyikan diri karena takut dikeroyok masa. Bahkan menurut ahli sejarah, belum pernah terjadi jenazah yang dishalatkan serta dihormati oleh orang sebanyak itu melainkan Ibnu Taimiyah dan Imam Ahmad bin Hambal.

Beliau wafat pada tanggal 20 Dzul Hijjah th. 728 H, dan dikuburkan pada waktu Ashar di samping kuburan saudaranya Syaikh Jamal Al-Islam Syarafuddin. Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyah, tokoh Salaf, da`i, mujahidd, pembasmi bid`ah dan pemusnah musuh. Wallahu a`lam. []


Dinukil dari buku: Ibnu Taimiyah, Bathal Al-Islah Ad-Diny. Mahmud Mahdi Al-Istambuli, cet II 1397 H/1977 M. Maktabah Dar-Al-Ma`rifah Dimasyq. hal. Depan.

sumber : Disini

Rabu, 04 Agustus 2010

12.000 Tentara Al Qoidah Yaman Siap Tegakkan Khilafah Islamiyah


SANA'A - Sayap Al Qoidah yang berbasis di Yaman menyatakan sedang mempersiapkan untuk membentuk tentara dari 12.000 pejuang di selatan negara itu untuk memerangi petugas keamanan Yaman dan agen intelijen di sana.

Dalam sebuah rekaman audio yang diposting di sebuah forum di Internet pada Kamis, Mohamed Saied al-Omda, komandan lapangan Al Qoidah di Semenanjung Arab, mengatakan "Kami punya kabar baik bagi bangsa Islam, bahwa tentara dari 12.000 pejuang saat ini sedang dipersiapkan di Aden dan Abyan. "

"Dengan pasukan ini, kita akan mendirikan sebuah kekhalifahan Islam," kata al-Omda Saied, yang juga dikenal sebagai Gharib al-Taizy, merujuk pada kota di provinsi selatan Yaman, Abyan dan kota pelabuhan Aden.

"Ini adalah pesan untuk petugas keamanan pemerintah Yaman dan keamanan Layanan Nasional: pedang kami siap dan kami memutuskan untuk membersihkan bumi ini," ancam dia sambil mengingatkan berbagai serangan mematikan terbaru oleh Al Qoidah terhadap fasilitas keamanan Yaman.

Kelompok Al Qoidah bangkit kembali di daerah Semenanjung Arab dan dipersalahkan atas setidaknya lima serangan mematikan terhadap sasaran Barat dan lokal yang sangat dijaga sejak bulan lalu.

Dalam pesan audionya, komandan Al Qoidah juga menyatakan pemerintah Yaman telah "membuat persekutuan dengan tentara salib untuk kampanye militer," katanya (kampanye) membunuh Muslim yang tak bersalah dan menghancurkan rumah-rumah dan masjid di propinsi Abyan dan Marib dibawah persetujuan pemerintah Yaman. "

"Kejahatan mereka ini akan kami jawab dengan tegas," sumpah komandan Al Qoidah tersebut, ia menjanjikan untuk mengulangi "serangan lebih mematikan" dari serangan yang mereka lakukan terhadap kantor intelejen Yaman di pelabuhan Aden bulan Juni kemarin.

"Operasi Aden yang dirahmati tersebut adalah sebagai tanggapan atas kejahatan Amerika sebab kalian telah bekerja sama dengan mereka," katanya. Ia menambahkan "kami akan menyerang lagi ketika datang waktu yang tepat."

Akankah nantinya Khilafah Islam ditegakkan pertama kali di Yaman? Semoga saja. [muslimdaily.net/xinhua]

Sheikh Abdullah Azzam Bersama Kafilah Para Syuhada


"Sheikh Abdullah Azzam bukanlah orang biasa. Dia mewakili satu bangsa, satu Ummat. Tubuh Ummat ada di dalam dirinya. Setelah kematiannya, para muslimah sejauh ini gagal melahirkan seorang laki-laki yang mampu menggantikan Beliau".
[Usama bin Ladin, wawancara dengan TV Al-Jazeera, 1999] "Dialah yang bertanggung jawab membangkitkan kembali Jihad di abad 20 ini".

[Majalah Time] "Dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan seluruh Ummat. Ucapannya tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit bicaranya, namun kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu akan terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT".

[Ulama Mujahid asal Mekkah] " Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam".

[Azzam Publications] " Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh Abdullah Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah 'Alaihi menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran bergabung bersama "Kafilah Para Syuhada".

[Ibnu Al-Khattab, Panglima Mujahidin Chechnya]


Abdullah Yusuf Azzam lahir pada tahun 1941 di Desa Asba'ah Al-Hartiyeh, Propinsi Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam, ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid yang berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai kehidupan akhirat.Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam sangat menonjol di antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak yang shaleh.

Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun Beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri Beliau bekerja sebagai guru di Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian Beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A. di bidang Syariah pada tahun 1966.

Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Sheikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Beliau, sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.



Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung dalam Jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian Beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad terhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, Beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966). Sheikh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat di dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk shalat berjama?ah bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk menerapkan Islam sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari Beliau bertanya kepada seorang "Mujahid" secara retoris, agama apa yang ada di belakang revolusi Palestina, "Mujahid" itu menjawab dengan jelas dan gamblang, "Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun".



Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan, lalu Jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.

"Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog", kalimat tersebut menjadi semboyan Beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau kumandangkan, sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis. Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan supaya dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah ke Pakistan agar dapat lebih dekat dengan Jihad Afghanistan, dan di sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin Mujahidin. Saat-saat pertama berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama hal ini berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di Jalan Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda : "Berdiri satu jam dalam pertempuran di Jalan Allah lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh tahun".

Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.

Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Sheikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar. Di Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Dien Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Sheikh Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdo'a agar Para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.

Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan Beliaupun sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri sepenuhnya dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada Kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan Tanah Muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands dan Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin yang membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau merubah pandangan Ummat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi universal dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para Pejuang Muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.

Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.

Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan: "Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan"

Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat Ummat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau berkata :"Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali".

Dari atas mimbar Sheikh Azzam berulangkali menekankan keyakinannya : "Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk mencapai kejayaan abadi?.

Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Sheikh Abdullah Azzam mencatat keberanian Beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam mengingatkan seluruh Kaum Muslimin bahwa :"Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri".

Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu mendengarkan pendapat Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud AS. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin dan Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak puas di Peshawar mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari Kaum Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh Azzam mendengar hal ini, Beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah Beliau, dan Beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahannya, mereka berkomentar :

"Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci Beliau"

Selama Jihad Afghanistan berlangsung, Beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan Beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November 1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh Masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.

Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap demikian Insya Allah). Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jum'at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jum'at. Pada hari Jum'at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.

Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut Beliau.

Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Sheikh Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita memohon kepada Allah demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni : "Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" [QS An-Nisaa:69]

Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana Beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga Allah menerima Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di Surga. Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah 'Alaihi.

Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah Beliau dan menempatkan Beliau di Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Sheikh Abdullah Azzam berkata :

"Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah Para Syuhada, dengan kisah Para Syuhada, dengan teladan Para Syuhada""Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai" [QS At-Taubah:32-33].

sumber : www.azzam.com

KEHORMATAN UMAT INI TELAH DI INJAK-INJAK DAN IZZAH TELAH HILANG HINGGA UMAT INI BAGAIKAN BUIH DILAUTAN YANG LUAS ........


"Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu."Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (Hr Abu Dawud dan Ahmad)

APA SOLUSI DARI SEMUA INI .............

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika engkau sekalian berjual-beli dengan 'inah (hanya sekedar mengejar keuntungan materi belaka), selalu membuntuti ekor-ekor sapi, hanya puas menunggui tanaman, dan meninggalkan jihad maka Allah akan meliputi dirimu dengan suatu kehinaan yang tidak akan dicabut sebelum kamu kembali kepada agamamu." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Nafi'.


Kata beliau syeikh abdullah azzam rahimahumullah
"Sejauh yang saya kaji di dalam kitab-kitab hadits, kitab-kitab tafsir, kitab-kitab fikih --- sejak dimulainya penulisan hadits, fikih dan tafsir --- saya tidak pernah melihat sebuah kitabpun, yang ditulis sejak generasi pertama sampai hari ini, kecuali pasti menyatakan bahwasanya jihad itu menjadi fardlu 'ain dalam beberapa keadaan, yang di antaranya adalah: Apabila musuh memasuki wilayah Islam … Yahudi telah memasuki Palestina, maka jihad hukumnya fardlu 'ain … Rusia memasuki Afghanistan, atau orang-orang komunis telah memasuki Afghanistan. Maka, jihad hukumnya fardlu 'ain di Afghanistan. Bahkan jihad itu telah menjadi fardlu 'ain bukan saja sejak Rusia memasuki Afghanistan, akan tetapi jihad telah menjadi fardlu 'ain semenjak jatuhnya Andalusia ke tangan orang-orang Nasrani, dan hukumnya belum berubah sampai hari ini.
Dengan demikian jihad telah menjadi fardlu 'ain sejak tahun (1492 M), tatkala Ghornathoh (Granada) jatuh ke tangan orang-orang kafir --- ke tangan orang-orang Nasrani --- sampai hari ini. Dan jihad akan tetap fardlu 'ain sampai kita mengembalikan seluruh wilayah yang dahulu merupakan wilayah Islam, ke tangan kaum muslimin.
* Bahkan di dalam kitab Al Bazaziyah disebutkan bahwasanya para ulama' berfatwa: Apabila ada seorang wanita muslimah di daerah timur ditawan, maka bagi penduduk di daerah barat wajib untuk membebaskannya. Imam Malik berkata: Kaum muslimin wajib menebus saudara-saudara mereka yang tertawan meskipun menghabiskan seluruh harta mereka. Lalu bagaimana dengan kehormatan yang sekarang diinjak-injak, kaum wanita ditawan, kaum muslimin dibunuh, manusia mati mati kelaparan karena tidak mendapatkan sesuap makanan. Apakah Alloh 'azza wa jalla akan mengijinkan kepada para pedagang untuk menyimpan harta mereka?!"

pernyataan Ibnu Taimiyah. Beliau mengatakan: "Apabila musuh menyerang dan merusak agama dan dunia, tidak ada sesuatu yang lebih wajib setelah beriman selain melawannya." Pertama laa ilaaha illalloh, Muhammad rosululloh, sebelum sholat, puasa, zakat, haji dan yang lainnya.
Melawan aggressor .. "Apabila musuh menyerang --- menyergap dan menyerbu kaum muslimin dengan kekuatannya --- dan merusak agama dan dunia, tidak ada sesuatu yang lebih wajib setelah iman selain melawannya.." kemudian beliau mengatakan: ".. sesungguhnya jihad lebih di dahulukan daripada sholat." (Di kutip dari kita beliau An-Nihayah wal Khulasah)

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kaum muslimin tuk kembali bersatu dalam benteng kekuatan tuk melawan kedzaliman dan memancangkan kembali bendera tauhid sehinga agama hanya untuk Allah semata amiin ..........

Senin, 02 Agustus 2010

Mengapa Bencana itu ada ?


Jumat, 30/07/2010 15:41 WIB
Hasil Polling: Mayoritas Warga Pakistan Anggap AS sebagai Musuh
Meskipun miliaran dolar bantuan dari Washington untuk Pakistan untuk antisipasi ancaman bersama dari bahaya yang dianggap sebagai kelompok ekstremis, rakyat Pakistan ternyata memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap Amerika Serikat, menurut hasil jajak pendapat Pew Research Center yang dirilis pada Jumat ini (30/7).

Survei tersebut juga menemukan bahwa warga Pakistan telah berkurang rasa takutnya terhadap kelompok 'ekstrimis' yang akan merebut kendali atas negara mereka, mungkin hal ini mencerminkan 'keberhasilan' pasukan pemerintah melakukan operasi militer terhadap kelompok-kelompok perlawanan sejak awal tahun 2009.

Kebanyakan warga Pakistan ingin meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat, menurut jajak pendapat tersebut. Tetapi sebagian besar warga Pakistan melihat AS dengan wajah penuh kecurigaan, dukungan untuk keterlibatan Amerika dalam perang melawan ekstremis telah menurun, dan hampir dua-pertiga warga Pakistan ingin pasukan AS keluar dari negara tetangga mereka Afghanistan.

Citra Amerika Serikat di Pakistan adalah yang terendah di antara 22 negara yang masuk dalam Pew Global Attitudes Survey 2010 terhadap 2.000 warga Pakistan yang diambil antara tanggal 13-28 April.

Lima puluh sembilan persen responden menggambarkan Amerika Serikat sebagai musuh, dengan 17 persen memiliki pandangan yang menguntungkan dan hanya 11 persen yang menganggap AS adalah partner, kata hasil jajak pendapat itu.

Hanya delapan persen percaya Presiden AS Barack Obama dapat melakukan hal yang benar dalam urusan di dunia, peringkat terendah dari survei dari 22-negaraa, dan hanya 20 persen memiliki pandangan yang menguntungkan dari Pakistan Presiden Asif Ali Zardari, turun dari 64 persen dibandingkan dengan dua tahun lalu.

Kebanyakan warga Pakistan juga menentang keterlibatan Amerika di Afghanistan, dengan 65 persen mengatakan pasukan AS dan NATO harus ditarik secepat mungkin, dan relatif sedikit yang percaya Taliban dan al-Qaidah merupakan ancaman serius bagi negara mereka.

Hanya 25 persen berpikir bahwa akan buruk bagi Pakistan jika Taliban kembali mengambil alih Afghanistan, sementara 18 persen berpikir sebaliknya dan 57 persen mengatakan itu tidak masalah atau tidak punya pendapat. (sumber)

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (QS. 11:113)
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. 3:168)
Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim), Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum[476]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah." Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik." Katakanlah: "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"." Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu." Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS.6:50)


Minggu, 1 Agustus 2010, 22:37 WIB
Antara Teguran dan Pasukan Allah ........
Banjir di Pakistan Tewaskan 1.100 Orang
VIVAnews - Jumlah korban tewas akibat banjir besar di Pakistan barat laut bertambah menjadi 1.100 orang pada Minggu 1 Agustus 2010. Tim penyelamat berjuang untuk menyelamatkan lebih dari 27.000 orang yang masih terperangkap derasnya air bah.

Upaya pertolongan sempat terbantu dengan mulai meredanya musim hujan yang telah menyebabkan banjir terburuk dalam beberapa dekade di Provinsi Khyber-Pakhtoonkhwa.

"Pemantauan udara menunjukkan banyak desa tersapu banjir. Hewan ternak pun banyak yang tenggelam," kata Latifur Rehman, juru bicara Otoritas Manajemen Bencana. "Kehancuran (akibat banjir) cukup besar."

Banjir, yang menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengancam satu juta orang secara nasional, datang pada saat pemerintah Pakistan bergulat dengan ekonomi yang sedang goyah dan peperangan melawan Taliban.

Pemerintah Amerika Serikat pada Minggu mengumumkan bahwa mereka akan memberikan bantuan kepada Pakistan senilai US$10 juta.

Pejabat pada Otoritas Manajemen Bencana, Adnan Khan, mengatakan, jumlah korban tewas akibat banjir bisa lebih tinggi karena tim penyelamatan sulit menjangkau daerah tertentu yang dilanda musibah air bah itu.

Hampir 700 orang tenggelam di lembah Peshawar, yang mencakup distrik Nowshera dan Charsada, dan 115 lainnya masih hilang.

"Distrik Swat dan Shangla juga mengalami hantaman banjir cukup besar dan lebih dari 400 jiwa meninggal," kata Mujahid Khan, kepala layanan penyelamatan Edhi Foundation.

Bahkan, di distrik Swat, banjir telah menghancurkan lebih dari 14.600 rumah dan 22 sekolah.

Pihak berwenang telah mengirimkan 43 helikopter militer dan lebih dari 100 kapal untuk membantu penyelamatan sekitar 27.300 orang yang masih terperangkap banjir.

"Semua upaya dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di daerah bencana," kata Rehman.

Meski demikian, beberapa warga mulai mengkritik respons pemerintah dalam upaya mencari korban selamat. "Banjir telah menghancurkan kita semua, dan saya tidak tahu di mana keluarga saya," kata Hakimullah Khan, seorang penduduk kota Charsadda yang mengeluh karena pemerintah tidak membantunya mencari istri yang hilang dan tiga anaknya.

"Air ada di sekitar dan tidak ada bantuan terlihat," ujar Khan.

Menurut pejabat setempat, pihak militer juga telah mengerahkan 30.000 tentara angkatan darat untuk membantu menyelamatkan lebih dari 20.700 orang.

Akibat bencana banjir itu, beberapa pengungsi di kamp-kamp barat laut mulai terancam sejumlah penyakit seperti demam, diare, dan masalah kulit.

"Sekarang ada bahaya nyata dari penyebaran penyakit melalui air seperti diare, asma alergi kulit, dan mungkin kolera di wilayah ini," kata Shaharyar Bangash, kepala operasi di Khyber-Pakhtoonkhwa untuk World Vision, sebuah kelompok kemanusiaan internasional.

Berbagai negara dan organisasi-organisasi bantuan pun telah mulai merespons bencana banjir itu.

Amerika Serikat juga menyalurkan ribuan paket makanan, perahu penyelamat empat buah, dan dua unit penyaringan air di barat laut.

"Ini sangat dibutuhkan di daerah yang terkena banjir dan kami membutuhkan lebih banyak bantuan dari masyarakat internasional," kata Rehman. [sumber]

ISLAMABAD (ANP) - Banjir akibat hujan lebat di Pakistan utara telah menelan sedikitnya 1100 jiwa. Dipastikan satu setengah juta orang menderita akibat bencana alam ini.

Menurut pihak berwenang Pakistan ini adalah banjir terparah sejak puluhan tahun. Sungai-sungai meluap dan ribuan hektar lahan pertanian hancur. Juga dilaporkan terjadinya tanah longsor. Puluhan jembatan roboh dan sejumlah desa hanyut.

Dikabarkan di distrik Swat hampir semua jembatan hancur. Ratusan korban selamat berlindung di gedung-gedung sekolah kota Peshawar dan Muzaffarabad, ibukota Kashmir bagian Pakistan.

Pihak berwenang ibukota Islamabad melaporkan beberapa kota terputus dari dunia luar. Organisasi bantuan cemas akan merebaknya penyakit seperti kolera.[sumber]

Rasulullah Saw juga menerangkan akan sebab-sebab musibah dalam haditsnya:

Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada mereka.” Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “ada!”. Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam Ahmad)

Lima Sebab Datangnya Azab dan Siksa Allah

Rasulullah Saw bersabda:

“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Lima Belas Perkara Mendatangkan Musibah & Bala Bencana

Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?

Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…

Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
Mendurhakai ibunya,
Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
Berbuat zalim kepada ayahnya,
Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)

Semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua amiin ....